Meluhurkan Martabat Manusia: Memperjuangkan Keadilan

Meluhurkan Martabat Manusia: Memperjuangkan Keadilan

 Hi teman-teman!
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas nilai iman Kristiani mengenai Meluhurkan Martabat Manusia dengan sub tema Memperjuangkan keadilan.
Sebelumnya, kita lihat dulu ya mind map nya 😀
want to see more different? check our link on




Pada umumnya pandangan masyarakat tentang keluhuran martabat manusia cenderung bukan didasarkan pada martabatnya sebagai manusia, melainkan berdasarkan apa dan siapa orang tersebut. Bahkan, sebagian masyarakat lebih menghargai orang karena dilihat dari segi penampilan dan tingkat sosialnya. Begitu banyak peristiwa di dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tindakan yang tidak menghargai martbat luhur manusia. Konflik yang sering kita lihat seperti peristiwa kekerasan, koflik SARA, bertindak semena-mena terhadap orang lain (bullying),menjadikan orang lain sebagai budak yang harus selalu mengikuti kemauan kita, pelecehan terhadap jenis kelamin lan, dan tindakan terorisme sangat memprihatinkan, seakan martabat manusia hanya menjadi sebuah gurauan saja.
                                                             




Manusia adalah makhluk hidup yang diberi karunia oleh Allah yang membedakan  manusia dengan makhluk hidup lainnya. Karunia manusia ialah akal budi, hati nurani dan kehendak bebas. Oleh sebab itu, hidup manusia yang dikaruniakan oleh Allah sungguh patut diperjuangkan. Bukan hanya hidup untuk diri sendiri saja, melainkan hidup semua orang. Dalam Konsili  Ekumenis Vatikan II, “Hidup ditandai ciri yang tak terhapuskan, yaitu kebenarannya sendiri, dengan menerima karunia Allah, manusia wajib mempertahankan hidup dalam kebenaran itu yang memang hakiki baginya” (art.48). Hidup kita sebagai manusia merupakan karunia yang luar biasa dan kita memiliki kewajiban untuk mempertahankan kehidupan tersebut.
Dalam Kitab Mazmur (8:3-9), manusia digambarkan sebagai makhluk yang mulia dan baik adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sesuai dengan citra Allah. Sesuai dengan citra Allah artinya kita diciptakan sebagai makhluk yang menyerupai Allah (lih. Gaudium et Spes, Art.12).
Penginjil Lukas (19:1-10) mengisahkan tentang pemungut cukai yang bernama Zakheus. Zakheus dikucilkan karena ia seorang pemukut cukai yang menarik pajak lebihdari yang ditetapkan oleh pemerintah Roma yang merugikan orang lain. Zakheus diperhitungkan sebagai seorang yang berdosa. Kendati demikian, Yesus tetap menghampiri dan makan bersama dengan Zakheus. Penerimaan Yesus yang menghargai Zakheus dengan mengunjungi Zakheus, mendorong Zakheus berbuat kebaikan. Yesus tidak membenarkan sikap yang dilakukan Zakheus, tetapi Yesus menghendaki keselamatan kepada semua orang meskipun dipandang sebagai orang rendah dan berdosa. Tindakan Yesus kepada Zakheus menjadi contoh konkret bagaimana kewajiban manusia memperlakukan manusia terhadap manusia lain.


Image result for mother teresaMeluhurkan martabat manusia juga diperlihatkan dari keteladanan Santa Teresa dari Kalkuta. Santa Teresa memberikan tanganya dalam mengabdikan diri kepada kehidupan, kepada mereka yang miskin dan tersingkir untuk mengangkat martabat mereka menjadi sebagaimana semestinya.




Melalui proses pembelajaran ini, siswa diajak untuk dapat menghargai kehidupan dirinya sendiri dan orang lain, tanpa kecuali. Siswa juga diajak untuk lebih peka terhadap permasalahan mengenai keluhuran martabat manusia yang sering terdengar maupun yang tidak. Diharapkan pula siswa memiliki pandangan bahwa di dalam diri setiap manusia memiliki pancaran kebaikan Allah.

Untuk mengetahui lebih jelas,
yuk.. kita simak video berikut ini!
 

 
Nah, teman-teman...
Meluhurkan Martabat Manusia dapat ditumbuhkan dari diri pribadi dan sejak dini.
Tindakan mem-bullying juga merupakan salah satu bentuk tidak meluhurkan martabat manusia karena merampas kehidupan nyaman sehigga tidak ada keadilan di dalam nya.


So, what are you choosing now?
.
.
.

Terima Kasih 😊

Link terkait:
https://docs.google.com/document/d/193_jyApEYLn35mMCLpfA0sobqGvMLf6zrs-upR2AmWU/edit?usp=sharing (Naskah Audio)
https://docs.google.com/document/d/1YmR7rZaPgmaEiL0Ja5wFzpXl7rEAIGopAAlJ-o0SY0o/edit?usp=sharing (Naskah Video)


Nama kelompok:
Novitauli Fransina Tambunan  2015 033 011
Agustina Ovina Indriyani           2015 033 010
Agnes Eight M. Harianja            2015 033 016
Mega Silvia Br. Tarigan              2015 033 007
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: 


Teks Kitab Suci Kitab Mazmur (8:3-9) dan  Injil Lukas (19:1-10). 
Sutarman, Maman, dkk. Membangun Komunitas Murid Yesus. Jakarta: Komisi Kateketik Keuskupan Agung Jakarta, 2010, hlm.86-92.

Wulandari, Irene, dkk. Persekutuan Murid-Murid Yesus. Jakarta: Komisi Kateketik Keuskupan Agung Jakarta, 2007, hlm.38-42.

Leks, Stefan. Tafsir Injil Lukas.Yogyakarta: Kanisius, 2003
Lembaga Biblika Indonesia. Alkitab Katolik Deuterokanonika.Indonesia: Percetakan Arnoldus Ende,2000.
https://www.google.co.id/search?q=bully&dcr=0&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiTx9rP5oDYAhWEu48KHWkCAdMQ_AUICygC&biw=1280&bih=688#imgrc=ncoVsloOhVxWKM:

http://www.independent.co.uk/voices/mother-teresa-wasnt-a-saintly-person-she-was-a-shrewd-operator-with-unpalatable-views-who-knew-how-a7224846.html

Komentar